Rabu, 25 Juli 2012

Geng Motor

Fenomena Geng Motor

Keterlambatan aparat Polri membasmi geng motor di banyak kota besar di Indonesia patut dicurigai adanya 'lahan bisnis' (alias setoran) dari judi balapan liar geng motor. Sehingga komunitas geng motor akhir-akhi ini makin tumbuh subur dan tak terkendali.

Sepak terjang dan tindakan geng motor yang terjadi belakangan ini sudah meresahkan masyarakat. Aksi brutal dari sepak terjangnya itu bukan hanya mengakibatkan kerusakan fisik atau pembakaran sepeda motor, namun juga jatuh korban jiwa. Ini satu sinyal betapa lemah dan tak berwibawanya hukum kita.

Fenomena kekerasan geng motor ini sudah tidak bisa lagi di sebut kenakalan remaja, namun sudah mengarah pada tindak kriminalitas. 

Sebagai contoh, pengeroyokan kelasi Arifin Siri yang berbuntut pada aksi brutal geng motor “pita kuning”, pemerkosaan seorang gadis di garut yang juga dilakukan oleh sekelompok geng motor, dll. Perbuatan mereka juga seringkali tidak jelas apa alasanya.

Ada yang cukup menarik dengan adanya fenomena geng motor ini. Yakni, keterlibatan oknum anggota TNI, Bisnis setoran oknum Polisi hingga keterlibatan anak pejabat dan petinggi TNI/Polri. Apa di balik fenomena geng motor ini? Betulkah ini menunjukkan makin berkembangnya kekerasan dinegara kita?

Seharusnya, pemerintah dan departemen terkait mengambil langkah khusus untuk dalam hal ini. Yaitu, menjamin dan memastikan keamanan warga masyarakat, dari ancaman dan teror geng motor, yang berusaha menciptakan keresahan masyarakat. 

Bukan hanya menuntaskan kasus yang sedang ditangani melainkan langkah kedepan sehingga teror geng motor tidak terulang lagi.(Nurdin tinggal di  Kelapa Gading, Jakarta Utara)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar